Tuesday, August 9, 2016

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusi

mungkin inilah penjara dalam ceritanya

Saya telah baca cerita ini berbahasa Inggeris dalam berbagai versi, ceritanya sangat menarik dan dapat ambil iktibar daripadanya. Saya terjemah dan mengolahnya semula.

Suatu petang pada tahun 1525, penjara tempat orang tahanan terasa hening mencengkam. Jenderal Adolf Roberto, ketua penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap bilik tahanan.

Semua kaki tangan dan warga penjara membongkokkan badannya rendah² ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, kasut 'bot' milik tuan Roberto yg fanatik ... itu akan hinggap di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah bilik tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara² Ayat Suci yang amat ia benci.
"Hai ... hentikan suara hodoh mu! Hentikan!!!" teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil mata terbeliak.

Namun apa yang terjadi? Lelaki di bilik tersebut tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri bilik tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk 1 orang.

Dengan bongkak ia menyemburkan ludahnya ke wajah sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas di situ, ia lalu mencocoh wajah dan seluruh badan orang tua itu dengan rokoknya yang menyala.

Sungguh ajaib ... tak terdengar sedikit pun keluhan kesakitan. Bibir yg pucat kering milik orang tahanan di bungkamkannya untuk meneriakkan kata kepatuhan pada algojo, bibir keringnya hanya berkata, Allahumma Anta "Rabbi, wa-ana 'abduka."

Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai tuan ... Insyaa Allah tempatmu di Syurga."
Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil tuan oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.

Dia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu dengan kasar hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hodoh mu itu?! Aku tidak suka apa-apa yg berhubung dengan agamamu!!"

Orang tua itu lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yg amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala ...kini aku berada di puncak kebahagiaan kerana akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia bejat busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yg amat bodoh."

Baru saja kata-kata itu terhenti, kasut keras Roberto sudah hinggap di wajahnya. Lelaki itu terhuyung hayang Kemudian jatuh tersungkur di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah.

Ketika itulah dari poket baju penjaranya yg telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto baru nak memungutnya. Namun tangan orang tua itu telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat.

"Berikan buku itu, hai si bongok" bentak Roberto.

"Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!" ujarnya dengan tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Kasut bot kerasnya seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk memijak jari-jari tangan orang tua malang itu yang telah lemah, berbunyi gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.

Lelaki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat sembahan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan orang tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yg membuatnya teringat sesuatu. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh lantas algojo itu termenung.

"Ah ... macam aku pernah mengenal buku ini. Tapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini," suara hati Roberto tertanya-tanya.
Perlahan Roberto membuka lembaran pertama buku itu.

Pemuda berumur tiga puluh lima tahunan itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol. Akhirnya Roberto duduk di samping orang tua yang telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, ingatan masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.

Pemuda itu teringat waktu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya...petang itu ia melihat peristiwa yg mengerikan di padang tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia.

Di mana tempat berlaku nya pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. Di ujung kiri padang beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang besi yang terpancang tinggi.Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yg dipakai berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah padang ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya kerana tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang kanak2 lelaki comel segak, berumur tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di padang pembantaian yang telah senyap sunyi korban kebiadaban itu telah syahid semua.

Anak comel itu mencucurkan airmatanya menatap ibunya yang terkulai lemah di tiang gantung. Perlahan-lahan anak kecil comel itu mendekati tubuh ibunya yang tidak bernyawa.

Anak itu berkata dengan suara parau, "Ummi ... ummi ... mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajarku  alif, ba, ta, tha ....?  Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."

Anak kecil itu akhirnya menangis teresak-esak, namun ibunya tidak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tidak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tidak tahu arah.

Akhirnya anak kecil itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Kemudian ia segera terhenti berteriak memanggil bapanya kerana teringat petang semalam bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berpakaian seragam.

"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati si anak kecil.
"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi," jawab si anak kecil minta belas kasihan
"Hah ... siapa namamu budak, cuba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..."  jawab anak kecil sekali lagi dengan agak cuak.
Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan di pipi si anak kecil tadi
"Hai budak ...! Wajahmu bagus tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kuganti namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang hodoh itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan ku bunuh!" ancam lelaki itu.

Si anak kecil ngeri ketakutan, masih tetap menitiskan air mata. Anak comel itu hanya mengikut sahaja ke mana gerombolan itu membawanya keluar dari padang pembantaian Akhirnya Anak segak itu hidup bersama mereka.

Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah orang tua tahanannya. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh orang tua itu.. Ia mencari-cari sesuatu pada kawasan pusat laki-laki itu. Dia menemukan 'tanda hitam' Dia berteriak sekuat kuatnya, "Abi ... Abi ... Abi ..."

Dia terus menangis meraung sekuat kuat nya tidak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Fikirannya terus merewang ke masa lalunya. Dia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Dia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusat

Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh orang tua tahanannya yang dah terlalu lemah dengan penuh penyesalan yang amat dalam di atas diperbuatnya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tha ..." Hanya itu yg masih terakam dalam benaknya.

Orang tua itu segera membuka mata ketika merasakan ada titisan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." terdengar suara Roberto memelas.

Orang tua tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluhan tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Abinya dengan susah payah masih mampu berucap, "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusi. Belajarlah engkau di negeri itu."

Setelah selesai berpesan orang tua itu menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah, "Asyhadu an-laa Ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah ...'.
Beliau pergi menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yg fana ini.

Kemudian..
Ahmad Izzah mendalami Islam dengan bersungguh-sungguh hingga akhirnya ia menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran nya di masa muda yang sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya. Dialah ... "Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusi".

Wednesday, June 15, 2016

50 Tanda Orang Munafik


Orang Munafik Mengikut Al-Quran Dan As-Sunnah

1. Malas Beribadah Kepada Allah SWT
Malas mengerjakan solat, segan untuk menempatkan diri di saf pertama, enggan mencari ilmu pengetehaun dan berat melangkah untuk ke majlis kebajikan.

2. Lupa Kepada Allah

3. Melalaikan Solat Fardhu
Sengaja melengahkan atau lambat menunaikan solat sehingga berada di akhir atau habis waktunya.

4. Mempercepatkan Pergerakan Solat
Orang yang mempercepatkan solatnya tanpa rasa khusyuk dan lupakan Allah, maka solatnya tidak diterima Allah. Itulah solat orang yantg munafik.

5. Gemar Meninggalkan Solat Berjemaah
Sihat dari segi fizikal dan jasmani, mempunyai waktu lapang dan tidak uzur syarie, tetapi tidak mahu mendatangai masjid ketika mendengar seruan azan.

6. Meninggalkan Solat Jumaat

7.Melakukan Dosa Dan Kemungkaran Secara Sembunyi Berpura-pura melakukan kebaikan di tengah2 orang ramaai dan gemar melakukan kemungkaran di belakang orang adalah dibenci Allah SWT.

8. Menyuruh Yang Mungkar Dan Melarang Yang Ma’ruff.

9. Menyembunyikan Ilmu Pengetahuan
Orang-orang yang memiliki ilmu dan apabila ditanya orang lain sedang dia mengetahui persoalan yang ditanyakan itu tetapi tidak menjelaskannya. Ini merupakan perbuatan yang menghalang kemajuan ummat Islam dan dapat menutup kebenaran.

10. Mengamalkan Riyak

11. Hasad Dengki

12. Dusta

13. Mungkir janji.

14. Bakhil

15. Fitnah Menyampaikan keburukan orang lain di kalangan orang ramaai supaya mereka membenci atau memusuhinya. Ia juga tergolong dalam sifat-sifar munafik dan dosa-dosa besar.

16. Mencaci maki
Menyakiti orang lain dan mencemarkan maruah seseorang itu.

17. Mengumpat

18. Mengungkit Pemberian Kepada Orang Yang Menyakiti Hatinya
Mengungkit kembali pemberian kepada orang lain dengan harapan dikenang jasa dan sumbangannya serta ingin menyakiti hati orang lain. Perbuatan ini dicela didalam Islam.

19. Mengingkari Takdir
Sesungguhnya orang yang menolak, membenci atau mengingakari takdir Allah, tergolong dalam golongan kufur dan rosak iman dan mendapat azab serta kemurkaan Allah

20. Mempersendakan Kesucian Agama Perbuatan mempersenda kesucian dan agama Islam adalah suatu yang amat dibenci dan dilarang dalam Islam kerana ianya seolah-olah menentang sesuatu yang diturunkan Allah.
21. Enggan Berjihad

22. Menghina Sahabat Rasulullah SAW
Perbuatan ini dianggap melanggar larangan baginda, berdosa besar dan termasuk dalam golongan orang munafik

23. Menyembunyikan Persaksian Pada Jalan Yang Benar

24. Menangguhkan Pembayaran Hutang

25. Menipu Dalam Jual Beli
Perbuatan menipu ini adalah melibatkan amalan timbang atau sukat sesuatu barang tanpa kadar yang mencukupi atau menjual barangan yang rosak dimana, menimbulkan rasa kecewa dan tidak puas hati pembeli pada akhirnya.

26. Ghasab Ghasab ialah mengambil atau menguasai harta ( tanah ) orang laain dengan jalan aniaya, iaitu jalan yang tidak diredhai Islam. Perbuatan ini walaupun dengan mengambil Cuma sejengkal, adalah termasuk perbuatan dosa besar dan munafik.

27. Bergaul Dengan Orang Yang Memperolok Al Quran

28. Memakan Harta Anak Yatim

29. Membuka Rahsia Orang Lain

30. Merasa Aman Dari Murka Allah Apabila Berbuat Dosa
Apabila seseorang melakukan dosa dan merasa selamat dari murka dan seksaan Allah, maka anggapan ini adalah berdosa besar dan amalan orang-orang munafik.

31. Memanggil Orang Dengan Gelaran Buruk Yang Tidak Disukai

32. Menghalangi Orang Dari Mengamalkan Ajaran Islam

33. Suka Kepada Kesesatan Dan Menyesatkan Orang Lain

34. Bermuka Dua
Sikap ini ialah apabila diajak untuk mengikut jalan Allah, sengaja melambat-lambatkan dan tidak mahu. Tetapi, apabila diajak ke jalan yang dimurkai Allah, dengan senang dan cepat mereka menurutnya.

35. Menyanjung Dan Memuji Orang Tanpa Diketahui Keadaan Sebenar

36. Sombong Antara Sesama Manusia

37. Suka Berbantah Dan Bertengkar Sesama Muslim

38. Melampaui Batas Yang Digariskan Oleh Allah
Perbuatan yang menurut kehendak nafsu sehingga boleh tersesat dan menyesatkan pada jalan yang benar sebagaimana Yahudi dan Nasrani.

39. Berputus Asa Dalam Menghadapi Cabaran Hidup

40. membazir Dalam Memanfaatkan Nikmat Allah

41. Keluh Kesah Apabila Ditimpa Musibah

42. Mengkhianat Sesuatu Amanah

43. Memutuskan Silaturrahim

44. Memecahbelahkan Perpaduan Kaum Muslimin.

45. Menghalalkan Yang Haram

46. Membuat Kerosakan Di Muka Bumi

47. Menuduh Orang Beriman
Orang Munafik mempunyai pendirian yang lemah dan amat sedikit memiliki ilmu pengetahuan tentang perjara yang bermanfaat dan memudharatkan. Justeru, mereka menuduh orang beriman atau kurangf ilmu pengetahaun dalam urusan kehidupan.

48. Mengubah Dan Menyalahgunakan Ayat-ayat Allah

49. Bersumpah Dengan Selain Nama Allah SWT

50. Merasa Gembira Apabila Musibah Menimpa Orang Beriman


wallahu'alam